Angin menyentuh pundakmu Lihat kau bicara pada siapa Segala gelap yang kau pertaruhkan Dengan sengaja
Lenyap bersama kereta menuju sabtu Beranjak pada april yang tak pernah kau sebut-sebut Barangkali pada kalimat yang kau ucapkan Adalah dermaga yang menunggu matahari tenggelam
Pada Setiap Persinggahan, Dari rumah-ke-rumah
Sementara bibir pantai bercumbu dengan lautan Sehingga sore menjelma bara api Dan kau berteduh pada pohon kelapa setiap kali maret usai